Skip to main content

MedSos hanya kalah dengan Malam Minggu



Dunia seakan tak pernah sepi, dalam ruang nyata atau maya.

Sejak cahaya muncul dari peraduan, manusia seakan bergerak berirama kerja, sekolah dan berbelanja.

Ributnya kisah manusia ini hanya terjadi disatu masa tapi bisa berlangsung di dua dunia yang berbeda, ya...manusia sekarang seakan mampu hidup saat bersama manusia lainnya ataupun seorang saja, bahkan seakan tak ada beda.

Saat sendiri manusia seakan berprilaku seperti sedang bersama bahkan terkadang sebaliknya, atau juga malah lebih gembira.

Itulah hebatnya MedSos, betul...Media Sosial..., Media Sosial bak isteri atau suami kedua dan seperti pengganti belaian si dia saat tak bersama.

Hari hari sesibuk apapun manusia diatas dunia, manusia sebenarnya juga sedang sibuk di dunia maya dengan berbagai nama, mulai dari Facebook namanya sampai si burung biru yang suka bersuara.

Manusia harus membagi dua waktunya untuk bisa hidup di dunia nyata dan dunia maya, bahkan terkadang ada waktu yg tersita gara gara dunia maya, dan biasanya manusia akan mencoba menganalisa ketika dampak sudah mewabah.

Namun ternyata obat itu datang juga dari manusia, karena disaat manusia sudah terlalu uforia, dia akan kembali ke zaman semula....ya...seperti roda kereta.

Rasa kangen akan jumpa secara nyata menghapus gelamornya status status atau chat tanpa prolog cerita di media, dan menyepakati satu malam untuk bertegur sapa, itulah malam Minggu.

Ternyata semua yang bersifat maya takkan bisa bertahan lama karena malam Minggu mengalahkannya, MedSos hanya kalah dengan malam Minggu.

Antomaheswara

Comments

Popular posts from this blog

KPU-Puisi

DAULAT RAKYAT (Karya : Anto Maheswara) Wahai para warga Bebasmu adalah daulatmu Pilihmu adalah daulatmu Betapa indahnya jika pilihmu adalah bahagiamu Betapa riangnya jika pilihmu adalah impian hidupmu Wahai para warga Tak ada kekang bagimu, yang ada adalah bebasmu, yang ada adalah partisipasimu Jangan tukar impian indahmu dengan nominal, yang hanya akan membuat dirimu tak masuk dalam nominasi, yang hanya membuat dirimu menangisi, yang hanya membuat dirimu tak mampu mengkritisi Wahai para warga Jangan biarkan dirimu tenggelam dalam buaian janji palsu Jangan biarkan dirimu tercebur berita tak tentu Bertabayunlah, cari...cari...cari jati diri, kompetensi dan motivasi calon pilihanmu Wahai para warga Jadikan bilik suara harapmu mengejar cita Jadikan bilik suara menggapai bahagia Jadikan bilik suara tempat berpesta Jadikan bilik suara bentuk perjuangan kita Pilih, pilihlah sesuai keinginanmu untuk Indonesia yang sejahtera, karena suaramu adalah daulat kita